Wae Rebo

Desa tradisonal wisata Wae Rebo Village, merupakan salah satu destinasi menarik yang bagus sekali dikunjungi ketika berada di Flores. Wae Rebo adalah desa terakhir di Manggarai, Flores Barat dengan rumah berbentuk kerucut khas Manggarai yang disebut “mbaru niang” yang masih dapat ditemukan.

Terletak di daerah perbukitan Flores Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia Anda yang ingin sekali berwisata budaya, sejarah sekaligus alam, maka desa satu ini sangat cocok untuk menemani perjalanan wisata Anda. Apa saja yang bisa didapatkan di sini?

Lokasi dan Rute Menuju Wisata Wae Rebo

Di mana lokasi Wae Rebo Village? Wae Rebo merupakan sebuah desa yang terpencil dan hanya bisa dicapai dengan lima jam perjalanan dari pusat kota labuan bajo Flores menggunakan mobil dilanjutkan dengan trekking.

Kawasan wisata ini berlokasi di kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, tepatnya di kecamatan Satar Mese, desa Denge.

Rute menuju ke desa ini cukup sulit untuk karena datarannya yang tinggi. Untuk mencapai desa ini, Anda harus melakukan perjalanan yang menantang. Desa adat ini dapat diakses 6 km dari Desa Dintor menuju Desa Denge menggunakan sepeda motor.

Perjalanan dari Denge ke kawasan wisata ini cukup berat, membutuhkan waktu sekitar 3 jam berjalan kaki melewati hutan dan tebing.

Dengan menempuh perjalanan wisata yang jauh, tentu saja membuat desa ini hampir tidak dikenal, bahkan oleh masyarakat di Pulau Flores sekalipun. Padahal, Wae Rebo sendiri masih lumayan dekat dengan Labuan Bajo.

Di sini, Anda bisa menyaksikan rumah berbentuk kerucut yang unik. Semua yang ada di kawasan ini benar-benar dilestarikan sendiri oleh masyarakat sekitar dan itulah yang menjadi keunikan dari wisata Wae Rebo.

Fakta Menarik Desa Wisata Wae Rebo

Keunikan apa saja di desa wae rebo? Ada beberapa hal yang menarik dari desa wisata di Flores ini dan menjadikannya sebagai daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang mengunjungi. Apa aja sih hal menarik dari Destinasi Wae Rebo itu sendiri?

  1. Hanya Ada 7 Rumah Dengan  Desain Unik

Desa ini hanya memiliki tujuh rumah yang disebut Mbaru Niang. Rumah adat yang berasal dari Flores ini berbentuk kerucut dan terdiri dari lima lantai dengan tinggi sekitar 15 meter.

Rumah adat ini sangat jarang ditemukan kecuali di Desa Wae Rebo. Selain Mbaru Niang, ternyata setiap rumah di desa ini juga memiliki nama masing-masing.

Ada rumah terbesar yang disebut Niang Gendang Maro, dan menjadi tempat tinggal kepala desa. Sementara untuk nama rumah adat lainnya adalah :

  • Niang Gena Pirong
  • Niang Gena Ndorom
  • Niang Gena Maro
  • Niang Gena Jekong
  • Niang Gena Mandok

2. Mempunyai Makna Filosofis

Rumah-rumah yang ada di sini tidak hanya menjadi artefak, tetapi juga memiliki makna filosofis yang dalam. Rumah yang berbentuk kerucut merepresentasikan ikatan dan harmonisasi antara manusia dan bumi.

Nah, alasan mengapa Mbaru Niang memiliki lima lantai yang tingginya 15 meter adalah, karena tanah yang lebih rendah melambangkan kematian sehingga dibuatlah bangunan yang tinggi. Bahkan, di tanah ini, orang-orang Wae Rebo menguburkan kerabatnya yang meninggal.

Sementara lantai tertinggi Mbaru Niang digunakan untuk menyimpan hasil panen dan juga mewakili hubungan spiritual antara manusia dan Tuhan.

 Lantai ini juga merupakan tempat masyarakat Wae Rebo menjalankan ritual keagamaannya. Mereka juga menggunakan lantai ini untuk mempersembahkan hasil musim panen kepada Tuhan.

3.  Teknik Pembangunan Rumah Kerucut yang Rumit

Penduduk desa adalah penjaga budaya di kampung adat ini, dan bangunan rumah dengan bentuk kerucut ini menerapkan teknik membangun yang rumit. Teknik membangun rumah ini diturunkan dari generasi ke generasi dan uniknya diwariskan hanya melalui kata-kata yang diucapkan.

Ya, tidak ada catatan dalam tulisan sehingga penduduk setempat hanya mengandalkan teknik secara verbal. Sayangnya, pengetahuan itu mau tidak mau memudar seiring berjalannya waktu.

Oleh karena itu, ada sebuah proyek konservasi besar untuk melestarikan arsitektur tradisional yang terancam punah. Proyek ini dilakukan dari 2009 hingga 2011.

Arsitek Rumah Asuh memprakarsai dan memfasilitasi kebangkitan teknik tradisional yang dipimpin masyarakat Wae Rebo, sehingga memungkinkan semua rumah asli dibangun kembali.

4.     Memenangkan Penghargaan UNESCO

Awalnya, rumah adat di desa ini hanya tersisa 4 sampai kemudian ada proyek konservasi besar-besaran dan terbentuklah lagi 7 rumah berbentuk kerucut. Proyek ini telah memenangkan penghargaan internasional dan lokal.

UNESCO memberikan penghargaan tertinggi pada rumah adat ini sebagai salah satu Konservasi Warisan Budaya UNESCO Asia Pasifik 2012 dan ada juga Penghargaan Institut Arsitek Indonesia untuk konservasi.

5.     Memiliki Banyak Sekali Tanaman yang Dibudidayakan

Wae Rebo terkenal dengan tanaman terbaiknya seperti vanili, madu, dan kopi. Bertani kopi telah menjadi mata pencaharian masyarakat secara turun-temurun.

Metode penanaman kopi alami yang ramah burung, tanpa menggunakan bahan kimia, sangat dihargai di pasar internasional dan itulah yang membuat biji kopi yang ditanam di desa ini benar-benar disukai.

Kalau Anda ingin sekali menikmati hasil budidaya di kawasan wisata ini, tenang saja! Sebagai tempat wisata, masyarakat setempat juga menyediakan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke desa seperti kerajinan tangan, kopi lokal, vanili dan kayu manis.

6.     Memiliki Legenda Unik

Fakta yang lebih unik tentang desa adat ini adalah masyarakat yang tinggal di sini percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari Minangkabau, Sumatera. Artinya, pada masa lalu, orang Minangkabau merantau ke dataran tinggi di Flores, bermukim di daerah itu dan lahirlah Wae Rebo.

Legenda mengatakan bahwa seseorang bernama Maro yang berasal dari Minangkabau adalah tokoh yang menyatukan orang-orang dari etnis berbeda. Ia menyarankan mereka untuk menetap di sebuah tempat tinggal dan mengesampingkan perbedaan etnis.

Kemudian tinggalah mereka di desa adat ini. Dipercaya juga bahwa desa ini sudah berdiri sekitar 19 generasi. Jika dihitung, maka diperkirakan desa ini sudah ada sekitar 1000 tahun.

Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Desa Wae Rebo

1.     Menikmati Pemandangan Alam

Wae Rebo adalah sebuah desa kecil yang berada pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Bisa dibayangkan betapa tingginya kawasan wisata ini? Itu sebabnya kebanyakan orang menyebut tempat ini “Desa di Atas Awan”.

Begitu tingginya kawasan desa wisata ini, Anda bisa menyaksikan pemandangan alam yang sangat indah di sini.

2.     Mengamati Arsitektur Unik Rumah Kerucut

Desa Senge merupakan salah satu warisan kuno yang perlu dilestarikan oleh Indonesia dan menjadi salah satu situs wisata terbaik yang dimiliki Indonesia. Jadi, kalau Anda sudah berada di sini, ada baiknya sih jika mengamati setiap detail arsitektur rumah adat yang unik ini.

Wisatawan terutama yang datang dari mancanegara suka mengunjungi tempat ini karena terpukau dengan kerumitan arsitektur Mbaru Niang.

3.     Hunting Foto

Saking indahnya kawasan wisata ini, maka sayang sekali kalau Anda melewatkan waktu untuk hunting beberapa spot foto. Kawasan desa wisata ini memiliki sebuah panorama alam yang amat menakjubkan.

 Mau hunting foto dengan konsep alam atau human interest juga bisa. Setiap sore ada anak-anak yang bermain dengan asyik. Anda tidak akan menyesal telah mengunjungi desa wisata satu ini.

Sebagai salah satu desa kuno di Indonesia, merupakan tanggung jawab masyarakat Indonesia untuk menjaga warisan ini tetap hidup. Wae Rebo adalah tempat yang wajib dikunjungi setelah anda menikmati Sailing Komodo trip labuan bajo.